Sabtu, 05 Mei 2012

Pendidikan di Jepang


Sistem Pendidikan di Jepang

Jepang merupakan salah satu negara termaju dalam berbagai bidang kehidupan: ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, sosial, politik, dll. Kemajuan-kemajuan ini tentu berkaitan erat dengan kemajuan pendidikan.
Bagaimana sistem pendidikan di Jepang?
Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip:
  • Legalisme
  • Administrasi yang demokratis
  • Netralitas
  • Penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan
  • Desentralisasi.
Pendidikan bertujuan:
  1. Mengembangkan kepribadian secara penuh dengan
  2. Berupaya keras membangun manusia yang sehat pikiran dan badan,
  3. Yang mencintai kebenaran dan keadilan,
  4. Menghormati perseorangan,
  5. Menghargai kerja,
  6. Mempunyai rasa tanggungjawab yang dalam, dan
  7. Memiliki semangat independen sebagai pembangun negara dan masyarakat yang damai.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Masing-masing tingkat administrasi pendidikan tersebut mempunyai peran dan kewenangan yang saling mengisi dan bersifat kerjasama. Disamping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Contoh tujuan pendidikan untuk tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) yang dirinci sampai tingkat kelas dapat dilihat dalam Gambar 1.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi48rjWN9DhElhxeBjOiTrfSD2zKO4ID50Tyt2LAwzMFrKU4xNjut3K-lSRE_bfPQLR2CchRpZUOGlE-1u6aVK34IxKJ0Jit2HabAxaphvCEoKrNnfIJI-wGhwQlRm1Mlaiw4JN__ruNkE/s320/Jepang.jpg

Gambar 1 Tujuan Pendidikan di Kawanigashi Junior Secondary School.
Tujuan pendidikan tersebut adalah untuk membesarkan anak yang sehat pikiran dan badan serta penuh estetika, sehingga dihasilkan murid yang ideal, yaitu murid yang selalu melatih diri sendiri, mengikuti aturan, bersedia bekerja secara sukarela, dan mempunyai dasar untuk berpikir secara internasional.
Selanjutnya, tujuan pendidikan di tingkat sekolah tersebut dijabarkan lagi ke dalam tujuan di masing-masing kelas seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 1. (Kawanigashi Junior Secondary School, 2000).
Tujuan pendidikan ini lebih lanjut dijabarkan untuk setiap mata pelajaran dan bahkan untuk setiap pertemuan kelas. Untuk mencapai tujuan tersebut diuraikan materi apa yang akan dibahas, apa yang harus dilakukan murid, dan apa yang harus dilakukan guru, serta bagaimana cara melakukannya yang semuanya dinyatakan dalam rencana kerja (working plan) yang disiapkan guru untuk setiap pertemuan kelas. Dengan demikian, baik murid maupun guru memiliki pedoman arahan yang jelas dalam proses belajar-mengajar.
Pada umumnya metode pengajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah kombinasi dari:
  • Penjelasan dari dan tanya jawab dengan guru,
  • Diskusi antar murid, dan
  • Eksplorasi oleh murid sendiri dengan menggunakan alat pembelajaran.
Di awal biasanya murid memberikan penjelasan sebagai pengantar, kemudian murid melakukan diskusi sesama mereka dan atau mengeksplorasi menggunakan alat pembelajaran seperti multimedia, laboratorium, dll. sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan. Hasil diskusi dan atau eksplorasi tersebut lalu dipresentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru.

Sumber: Abas Ghozali
* Penelitian ini didanai oleh the Japan Intenational Cooperation Agency (JICA).
http://training-ethos.blogspot.com/2007/12/sistem-pendidikan-di-jepang.html

Minggu, 22 April 2012

Pendidikan di indonesia


Pendidikan di indonesia sudah mulai cukup bagus,dibanding dulu sekarang pendidikan di indonesia sudah bisa dikatakan bagus dan lebih mempunyai bobot  dan mempunyai motivasi yang tinggi.Sekolah sudah bisa dikatakan maju tapi yang masih mengganjal untuk diajak maju adalah seorang siswanya,apalah arti sekolah yang punya mutu baik tapi siswa tidak bisa mengikuti,jadi kebanyakan siswa di indonesia tidak memandang pendidikan itu penting,tapi juga ada banyak yang menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting dan berguna sekali,karena apa?. . karena dengan pendidikan itu siswa bisa mencari pekerjaan dengan gampang.
Disamping itu kita juga harus memikirkan gimana caranya agar kita dapat mencari pekerjaan dengan gampang. ? yaitulah tadi?. Kita harus belajar dengan baik dan semangat untuk belajar, agar apa yang kita cita-cita kan dapat terwujud dan kita wujudkan sebagai salah satu kerja keras kita.
Siswa yang menganggap dan memandang bahwa pendidikan itu tidak penting,itulah siswa yang tidak bisa untuk diajak maju ,ya itulah sebagian kecil yang menjadi penghambat indonesia untuk maju.
Disamping itu,kebalikannya siswa yang menganggap dan memandang bahwa pendidikan itu sangat penting..?. itulah siswa yang bisa untuk diajak dan digiring untuk maju,ya itulah juga sebagian kecil yang bisa menjadikan indonesia maju.Indonesia akan bangga dengan anak-anak model semacam itu.
 Dalam proses belajar pasti terdapat guru dan murid/ juga bisa yang ahli dan yang belum bisa,maka dari itu diantara dua itu harus punya/mempunyai sistem kerjasama  yang baik, agar ilmu yang disampaikan dapat diterima pula dengan baik.Dan dengan itu juga bisa terjadi interaksi yang baik dan juga bisa menjalin keakraban,jadi tidak hanya ilmu saja yang didapat. . ,tapi juga bisa menambah keakraban dan interaksi yang baik pula.
Ilmu itu tidak hanya disimpan saja,tapi ilmu itu harus diterapakan,dan dibagikan ke orang-orang yang belum tau dan belum bisa,jadi apalah artinya bahwa kita punya ilmu banyak tapi tidak kita terapkan dan tidak kita bagikan.
Guru menurut saya adalah inspirasi , tapi guru kadang-kadang dalam proses mengajar tidak dan kurang memperhatikan siswanya,kadang guru hanya mengajar dengan seenaknya dan tidak mau tau apakah siswanya faham /tidak.Dilain itu guru di indonesia juga ada yang sangat baik ,guru dalam mengajar selalu memperhatikan siswanya,apakah siswanya sudah bisa/belum.Kebanyakan guru di indonesia belum memiliki profesionalisme yang memadai  untuk  menjalankan tugasnya.
Sebetulnya kunci kesuksesan itu adalah.(kalau menurut saya):
·         Pertama harus mempunya niat dalam hati yang baik dan kuat
·         Belajar dengan rajin dan tekun,tidak bosan untuk belajar
·         Jadikan belajar itu suatu kegiatan yang menyenangkan
·         Harus semangat dalam belajar
·         Selalu mencari tau hal-hal yang  tidak diketahui
·         Jangan lupa berdoa kepada sang pencipta
·         Kalau menghadapi rintangan / halangan , hadapilah dengan baik-baik dan seolah-olah kamu bisa menyelesaikan.Bukan berarti so”an  bisa,tapi anggaplah bisa.

Generasi muda indonesia harus bisa memajukan indonesia,dengan cara memajukan pendidikan indonesia itu pun bisa sedikit mendorong untuk maju.Jadi lewat pendidikan itulah Insya Alloh membuat sedikit lebih membawa nama indonesia ke negara yang maju.Dengan pendidikan itu indonesia bisa mengurangi jumlah pengangguran dan juga bisa meningkatkan kualitas dan ekonomi masyarakat indonesia.


Kamis, 05 April 2012

pendidikan di singapura

Pendidikan selalu menjadi kunci utama dalam pertumbuhan dan perkembangan Singapura setelah merdeka pada tahun 1965. Dengan memfokuskan diri pada dunia pendidikan, Singapura saat ini menjadi salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di ASIA.

Sistem Pendidikan Singapura


Ada lebih dari 80.000 siswa mancanegara yang datang dari 120 negara pada saat ini menempuh pendidikan di berbagai level dan institusi di Singapura, mulai dari sekolah negri, swasta hingga perguruan tinggi negeri, politeknik dan juga beberapa sekolah swasta lainnya di Singapura. Berikut bagan sistem pendidikan di Singapura


Kindergartens ( Taman Kanak-kanak )
Sekolah dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mulai umur 4 hingga 6 tahun. Program pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery, Kindergarten 1 dan 2. Kindergartens beroperasi setiap hari, lima hari perminggu, dengan waktu belajar selama 3 hingga 4 jam perharinya.

– Primary Education ( Sekolah Dasar )

Ini adalah program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh pendidikan selama 6 tahun yang terdiri dari 4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1 hingga 4 dan dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5 hingga 6. Keseluruhan dari program pendidikan ini adalah untuk memberikan bekal kepada para siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Ibu dan Matemarika. Pada tahun terakhir (kelas 6), para siswa akan menjalani ujian nasional bernama PSLE (Primary School Leaving Examination), yang akan sangat menentukan masa depan pendidikan mereka.

– Secondary Education ( SMP + SMA )
Program pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan pada beberapa pilihan Special, Express, Normal (Academic) atau Normal (Technical), sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat ujian akhir nasional (PSLE). Kurikulum yang berbeda didesain untuk para siswa sesuai dengan kemampuan belajar dan juga minat dari pribadi para siswa tersebut.
Di akhir program pendidikan ini, para siswa kembali harus menjalani ujian nasional, baik GCE ‘O’ Levels (untuk Special/Express courses) ataupun GCE ‘N’ Levels (untuk Normal/ Technical course – siswa yang mendapatkan hasil bagus pada ujian GCE ‘N’ Levels mereka bisa melanjutkan ke tahun kelima untuk mengambil GCE ‘O’ Levels).
– Pre-University Education (Pendidikan Pra-Universitas)

Ini adalah program pendidikan 2 tahun untuk mempersiapkan para siswa untuk menempuh ujian GCE ‘A’ Levels. Tergantung dari jurusan yang mereka tempuh dan nilai akhir, para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan mereka ke level Universitas di Universitas Lokal Singapura. Program ini hanya untuk mereka yang ingin melanjutkan pendidikan mereka ke salah satu dari tiga Universitas lokal di Singapura (NTU, NUS dan SMU)
– Polytechnics (Politeknik)

Institusi ini dibentuk dengan misi untuk melatih para profesional level menengah untuk mendukung pembangunan ekonomi dan teknologi di Singapura. Memberikan banyak pilihan jurusan kepada para siswanya, politeknik ditujukan untuk melatih para siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat dan keahlian mereka masing-masing sehingga bisa mendapatkan tempat di dunia kerja kelak setelah lulus nanti.
Saat ini, lulusan politeknik dihargai karena memiliki pengalaman praktek dan pengetahuan yang baik untuk level menengah profesional. Ada lima politeknik di Singapura saat ini, semuanya menawarkan program diploma lokal dengan berbagai jurusan seperti engineering, business studies, info-communications dan mass communications. Siswa pilihan yang memiliki nilai baik pada tahun ketiga mereka bisa memiliki pilihan untuk melanjutkan pendidikan mereka ke tahap universitas untuk mengejar gelar sarjana.

– Singapore Universities (Universitas Singapura)

Pendidikan Universitas di Singapura memiliki misi untuk mempersiapkan para siswa tidak untuk dunia kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka pada saat masuk ke dunia kerja setelah mereka lulus nanti. Singapura memiliki tiga universitas lokal, Nanyang Technological University (NTU), National University of Singapore (NUS) dan Singapore Management University (SMU), semua menawarkan program sarjana yang diakui oleh dunia internasional.
http://www.wisatasingapura.sg/2011/07/03/sistem-pendidikan-di-singapura/

Sabtu, 10 Maret 2012

pendidikan menurut para ahli

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”

Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber.

Pada dasarnya pengertian pendidikan (Wikipedia) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/

pendidikan di negara cina

PENDAHULUAN
China merupakan Negara yang sering kita kenal sebagai Negara yang maju akan pendidikannya. Seperti halnya telah disebutkan dalam sebuah hadits “ carilah ilmu sampai negeri china”. Untuk itu kami akan menjelaskan sedikit mengenai Negara China, baik dari sistem pemerintahan maupun letak geografisnya.
PEMBAHASAN
STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI CHINA
A. Potret Sistem Pemerintahan
Republik Rakyat Cina juga disebut Republik Rakyat Tiongkok/RRT Adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang dikenal sebagai Cina/Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.
RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 milyar jiwa, yang mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14 negara: Afganistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam. Kepala negaranya dipimpin oleh seorang presiden.
B. Kondisi demografi china
Letak geografis china
− Sebelah utara : Mongolia, Rusia, dan Kazakhtan
− Sebelah barat : Pakistan, Kirgnistan, dan Tadzikistan
− Barat daya : India, Bhutan, dan Nepal
− Selatan : Asia Tenggara
− Timur : Korea dan Jepang
C. Filsafat Pendidikan di China
Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya tela melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina.
Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari falsafah India dan Yunani.
Dalam upaya melihat bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita perlu melihat bagaimana orang Cina memahami hubungan antara teori dan praktek dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah. Kita juga perlu mengetahui bagaimana teori dihubungkan dengan kehidupan nyata. Ada dua perkara yang harus dikaji dan ditelusuri secara mendalam: Pertama, konsep umum tentang ‘kebenaran’ dalam falsafah Cina; kedua, kemanusiaan yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan kemanusiaan yang diajarkan para filosof Cina dalam sistem falsafah mereka. Secara umum pula pemahaman terhadap dua perkara tersebut ditafsirkan dari Konfusianisme, yaitu ajaran falsafah yang dikembangkan dari pemikiran Konfusius. Konfusianisme sendiri berkembang menjadi banyak aliran, di antaranya kemudian dikembangkan menjadi semacam agama, dengan kaedah dasar dari ajaran etikanya yang dirujuk pada pandangan atau ajaran Konfusius. Sebagai ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Konfusisnismelah yang mengajarkan bahwa antara teori dan praktek tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau masyarakat. Dalam Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis . Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutalakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran.
D. Sistem Pendidikan China
Ada sebuah hadist mengenai pendidikan, yang dalam bahasa Indonesia berbunyi: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Dalam hadist ini muncul satu negara, yaitu negeri Cina. Dari hadist ini timbul pertanyaan, ada apa dengan pendidikan cina sehingga dapat dijadikan panutan untuk negeri lain. Dalam buku Muhammad Said dan Junimar Affan (1987: 119) yang berjudul Mendidik Dari Zaman ke Zaman dikatakan bahwa: “Di negeri Cina pendidikan mendapat tempat yang penting sekali dalam penghidupan”. Dengan mendapatkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, membuat sistem pendidikan di Cina meningkat. Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya tela melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di China. Tetapi, pada kesempatan ini tidak menjelaskan sampai masuknya bangsa asing ke Cina. Permulaan pendidikan Cina kuno mencampai puncak dimulai pada Dinasti Han, dimana ajaran Kung fu Tse kembali lagi diangkat dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Cina, yang sebelumnya ajaran ini dibrangus oleh penguasa sebelumnya.
Masyarakat Cina yang menganggap pendidikan sejalan dengan filsafat, bahkan menjadi alat bagi filsafat, yang mengutamakan etika (Muhammad Said dan Junimar Affan, 1987: 119). Anggapan ini membuat pendidikan di Cina mengiringi kembalinya popularitas aliran filsafat Kung Fu Tse di dalam masyarakat Cina. Pada masa Dinasti Han banyak melahirkan para sarjana-sarjana yang kelak akan memimpin negara dan telah membuat Dinasti Han sebagai salah satu dinasti yang besar dalam sejarah Cina. Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh bekas pengikut-pengikut Kung Fu Tse ini telah melahirkan sebuah golongan yang terkenal dalam sejarah Cina dan menentukan perjalanan kekuasaan Dinasti Han, yaitu Kaum Gentry. Kaum gentry merupakan suatu komunitas orang-orang terpelajar yang telah menempuh pendidikan dan sistem ujian Negara. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh pihak pemerintahan pada saat itu pada awalnya bertujuan untuk mencari calon-calon pejabat pemerintahan yang beraliran konfusius. Jenjang pendidikan didasarkan atas tingkatan daerah administrative pemerintahan. Setiap distrik memiliki sekolah-sekolah, sampai pada akademi di ibukota kerajaan. Setiap jenjang tersebut diharuskan melewati system ujian yang terbagi ke dalam tiga tahapan. System ujian ini dinilai sangat berat, dikarebakan dari banyak orang yang ikut ujian ini hanya beberapa yang berhasil lulus. Kekaisaran dinasti han telah memberikan dasar-daar pada sistem ujian di daratan Cina, walaupun selanjutnya ada perubahan dan penambahan. Sistem pendidikan ini juga membawa perubahan pada stratifikasi masyarakat dan pola prestise dalam masyarakat. System pendidikan yang menghasilkan lulusan-lulusan pelajar secara alami membentuk kelas baru, yang pada akhirnya menggeser posisi bangsawan dalam stratifikasi masyarakat Cina. Dan pola prestise dalam masyarakat, dimana masyarakat tidak lagi sepenuhnya memandang orang dari kepemilikan harta atau keturunananya, tetapi masyarakat memandang seseorang dari jenjang pendidikan yang telah ditempunya. Disamping itu, kaum gentry ini diberikan penghormatan dan penghargaan berupa hak-hak istimewa dari pemerintahan dan masyarakat.
Pada masa Dinasti Han sudah terdapat sebuah system pendidikan yang ketat. Para pegikut-pengikut konfusius yang berada di beberapa daerah distrik mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat informal. Disebut sekolah informal dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan tidak terikat oleh tempat atau waktu. Dengan menggunakan gambar yang tertera dalam pembelajaran dapat diketahui metode mengajar yang digunakan para guru dalam menyampaikan bahan materi pelajaran. Jadi dari gambar dan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru pada saat itu ialah metode ekspositori (ceramah). Penyimpulan ini dikarenakan yang dilakukakan serupa dengan metode ekspositori, dimana guru lebih aktif disini dalam mentransfer ilmu kepada para murid. Setelah tahapan belajar mengajar, maka melangkah kepada tahapan evaluasi atau system ujian. System ujian yang berlaku pada masa Dinasti Han merupakan suatu hal yang unik dalam system pendidikan Cina. Pada masa itu sudah berkembang suatu system evaluasi yang sangat kompleks. Menurut Rochiati Wiriaatmadja, A. Wildan, dan Dadan Wildan (2003: 144 – 145) mengatakan bahwa ujian ini dibagi ke dalam tiga tahap atau jenjang. Tiga tahap ujian tersebut antara lain: Ujian tingkat pertama diadakan di beberapa ibukota prefektur (kabupaten). Calon pegawai yang dapat melewati ujian tahap pertama ini diberi gelar Hsui-Tsai, bila diartikan yaitu “bakat yang sedang berkembang”. Selanjutnya, ujian tingkat dua yakni ujian tingkat provinsi untuk mencapai gelar Chu-Jen, yakni “orang yang berhak mendapatkan pangkat”. Orang-orang yang berhak mengikuti tahapan ujian ini yaitu orang-orang yang telah mendapatkan gelar Hsui-Tsai. Para peserta ujian tidak langusng mengikuti ujian, tetapi mereka diharuskan mengikuti latihan di akademi prefektur dalam rangka menghadapi persiapan ujian Chu Jen. Ujian provinsi ini diadakan tiga tahun sekali. Mereka yang dapat lulus dari ujian ini dengan nilai tertinggi akan mendapatkan tunjangan belajar. Pada tahap akhir yaitu ujian tahap tiga yang diadakan di ibukota kerajaan. Ujian ini diadakan setiap tiga tahun sekali, dilaksanakan setahun setelah ujian provinsi. Tahapan ujian bertujuan untuk mendapatkan gelar Chih Shih, yakni “Sarjana naik pangkat”.
Ujian tersebut dilaksanakan di ruang dalam bangunan-bangunan yang sangat panjang dan lurus. Bangunan panjang tersebut terdiri dari kamar-kamar kecil yang disekat (dapat dilihat dalam lampiran 2 & 3). Calon pegawai tersebut tinggal di dalam kamar selama sehari untuk ujian tahap pertama, tiga hari untuk ujian tahap kedua, dan lebih lama lagi untuk ujian tahapan ketiga. Output-output yang dikeluarkan dari system pendidikan ini disalurkan menjadi pegawai-pegawai pemerintahan dan mereka yang gagal dalam mengikuti ujian ini akan menjadi tenaga-tenaga pengajar di daerah asalnya.
E. Kebijakan Pemerintah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin dikembangkanya. Semua keberhasilan itu, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan reformasi dalam berbagai aspek kehidupan di Cina, terutama dalam dunia pendidikan.
Cina, dalam beberapa tahun terakhir, berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti. Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh banyak kalangan. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi yang historis selama dekade tersebut.
Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah pendidikan di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil melaksanakan tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang berlatar belakang bidang pendidikan.
Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.
Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.
Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, lima kali lebih banyak dibanding tahun 1993. Di akhir abad 20, wajib pendidikan dasar 9 tahun telah mendekati universal dan remaja dan orang-orang setengah baya telah bebas dari buta huruf, sementara pendidikan menengah telah meningkat dengan sangat pesat. Sejak tahun 1999, institusi pendidikan tinggi telah mengerahkan banyak siswa setiap tahunnya hingga tahun 2002. Terdapat 16 juta siswa di jenis pendidikan tinggi yang berbeda. Berdasarkan statistik UNESCO terakhir skala pendidikan tinggi Cina adalah terbesar di dunia. Selama sepuluh tahun perubahan dan pengembangan secara keseluruhan telah menciptakan suatu pemandangan pendidikan baru di Cina.
F. Kurikulum Pendidikan
Untuk mengembangkan pendidikan karakter tersebut, maka Li Lanqing melakukan reformasi pada kurikulum, buku teks, dan sistem evaluasi dan testing. Kurikulum sekolah dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki anak; kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi semua potensi yang dimiliki anak agar berkembang secara optimal, melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa melalui diskusi, mendorong pada pengembangan berfikir inovatif, dan pembelajaran yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://juanfranklinsagrim.blogspot.com
http://ahmadsamantho.wordpress.com
http://www.ilmupendidikan.net

Jumat, 02 Maret 2012

Pendidikan di Finlandia


Pendidikan di Finlandia

KUALITAS PENDIDIKAN VINLANDIA


Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di Dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang banyak yang tidak tahu bahwa negara yang menduduki peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai Indonesia dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.

Peringkat 1 Dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD ). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan keunggulannya dalam pendidikan untuk anak-anak lemah mental (PLB). Ringkasny a, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No. 1 Dunia? Dalam masalah anggaran pendidikan, Finlandia memang menganggarkan biaya yang sedikit lebih tinggi dibandingk an rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya.

Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingk an dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Lalu apa dong kuncinya? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan terbaik dari sekolah menengah biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk ke sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingannya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran! Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.

Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan serta pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian  yang sangat penting bagi kualitas  pendidikan, mereka justru percaya bahwa  ujian dan testing itulah yang  menghancurkan tujuan belajar siswa. "Terlalu banyak testing membuat kita  cenderung mengajarkan siswa, bagaimana cara untuk lolos ujian," ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam  pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau mereka bertanggungjawab mereka akan bekerja dengan lebih  bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. "Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah," Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. "Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan," sambungnya.

Siswa yang lambat akan mendapatkan dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan  yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.

Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya , bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut malah akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. "Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa," kata seorang guru, "maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya!" Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.

Diambil dari Top of the Class - Fergus Bordewich

Sumber : http://www.lintas.me/go/4e410c3b60e53704f1009f13



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites